Rabu, 24 Desember 2014

Rose and Bullet's: JeonKyung ver.




Author :SeoJi
Cast     :Ahn JeonYoo
             Kwon HaeKyung
Rating  :General
Lenght  :Ficlet, Chaptered
Genre   :Romance, Fluff





JeonYoo berjalan terhuyung-huyung menuju cafe Rose and Bullet’s yang mulai sepi pengunjung itu, jelas saja, sekarang jam 2 pagi ! Siapa yang nekat berjalan sepagi ini dan menembus badai salju yang turun, oh ya, tentu saja hanya JeonYoo ! Ia mendorong pintu cafe itu perlahan, lalu duduk disalah satu sudut favoritnya. Matanya menatap kosong jalanan yang sepi dibalik kaca cafe, tak menyadari bahwa seorang pria sebaya dengannya melemparkan senyum kearahnya.

“Mungkin jasmine tea cocok untukmu nona” JeonYoo yang tersentak kaget, lalu menoleh dan menatap sang pelayan, HaeKyung, yang tengah tersenyum padanya. JeonYoo mengangkat sebelah alisnya, ingin membuktikaan perkataan temannya. Tentu saja kabar bahwa HaeKyung mampu menebak dengan jitu perasaan pengunjungnya sudah tersebar luas, bahkan berhasil hinggap ditelinga seorang JeonYoo yang tak pernah tertarik dengan perbincangan hangat. Tapi ini patut dicoba, batin JeonYoo.

“Kudengar namamu HaeKyung, betul ?” Tanya JeonYoo penasaran.

“Ya nona, tepat sekali” jawab pria itu santai, sambil sesekali melirik apakah ada pelanggan yang memerlukan bantuannya.

“Berapa lama kau bekerja sebagai pelayan disini ? Berapa umurmu ?” Astaga, ini diluar rencana JeonYoo ! Tentu saja ia tak mau disebut paparazzi, tapi semua pertanyaan seakan mendesak ingin keluar dari bibir mungilnya.

“Wow nona” HaeKyung terkekeh pelan “saya sudah bekerja sejak berumur 18 tahun, dan umur saya sekarang 25 tahun. Ada yang bisa saya bantu lagi ?” lanjutnya.

“Apa yang bisa kau tebak dari diriku ?” Tantang JeonYoo, dengan tatapan memburu agar HaeKyung menjawabnya cepat. HaeKyung mengerutkan dahinya sebentar, lalu tersenyum kembali.

“Anda sedang ada masalah, kemungkinan besar dengan keluarga. Melihat anda, saya pastikan anda seorang wanita yang tinggal diapartemen sendiri. Berusaha menyibukkan diri dengan berbagai macam kegiatan meskipun anda tak suka. Umur anda, 23 tahun. Apakah ada yang salah ?” JeonYoo terperangah, tak pernah ada yang bisa menebak sejauh ini tentang dirinya. Ba..bagaimana bisa seorang pelayan yang baru dilihatnya menebak dengan akurat ?

“Dan saya sarankan anda untuk mencicipi jasmine tea kami, cocok untuk menghilangkan kegalauan anda” lanjut HaeKyung, masih berdiri tegap dan tersenyum penuh sabar pada JeonYoo.

“Baiklah, jasmine tea satu” HaeKyung mengangguk, lalu melesat masuk kedalam dapur. JeonYoo kembali menatap jalanan, berusaha menenangkan dirinya meski hanya sementara. JeonYoo memijit dahinya pelan, merasa pusing dan bingung menghadapi ini semua.

Seperti yang dikatakan HaeKyung tadi, ia memang sedang menghadapi masalah dengan keluarganya. Perjodohan, kata terburuk yang pernah didengar JeonYoo. Tentu saja ia menolak untuk dijodohkan, mengingat ia hidup dizaman modern  yang telah meninggalkan paham ‘perjodohan’ itu. JeonYoo bergidik ngeri, tidak menerima keputusan bulat kedua orang tuanya.

“Tenang saja, ia seorang pengusaha kaya. Ia ramah dan tampan, sayang sekali eomma tak punya fotonya. Ia sangat sopan, bahkan memegang kekayaan keluarganya. Entah kenapa ia belum menikah dan memilih menuruti perjodohan, dan ternyata kalian berjodoh ! Astaga, eomma bahkan terpana melihat ia !” Ucapan eomma-nya berputar-putar terus diotak JeonYoo, membuatnya semakin frustasi. Ia sering mendengar kekejaman para pengusaha pada istrinya, dan menutupi kekejaman itu dengan topeng kesempurnaan. Oke, JeonYoo sangat butuh jasmine tea saat ini.

“Pesanan anda datang nona” JeonYoo memecah lamunannya, lalu ia menatap HaeKyung dalam. Betapa beruntungnya istri HaeKyung kelak ! Tampan, tinggi, sopan, semuanya menyatu dan membentuk sosok sempurna dihadapan JeonYoo kini.

“Aku akan dijodohkan” Ucap JeonYoo tanpa sadar, membuat HaeKyung menaikkan sebelah alisnya.

“Tidak terdengar buruk” Jawab HaeKyung, JeonYoo yang mendengar itu tersentak lalu berdiri dengan cepat.

“Tidak buruk bagimu ! Namun bagiku, itu merupakan mimpi yang tak pernah dan tak akan kuinginkan !” JeonYoo reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya begitu menyadari ucapannya, bodohnya ia membentak HaeKyung ! JeonYoo semakin merutuki nasibnya sendiri, sedangkan HaeKyung tersenyum.

“Duduklah, ceritakan seperti apa orangnya” JeonYoo duduk kembali dengan tenang, lalu menceritakan bebannya pada HaeKyung yang mendengarkan dengan serius dan penuh minat.

“Well, tidak semua pengusaha seperti itu nona. Saya yakin calon suami anda kelak merupakan yang terbaik. Pulanglah, sudah menjelang pagi. Bukankah anda akan dijemput orangtua anda ?” JeonYoo mengangguk, lalu meneguk jasmine teanya cepat. Ia membayar pesanannya dengan tak bersemangat, lalu berjalan pulang. Tapi ada yang mengganggu benaknya, dan itu mengenai pernyataan HaeKyung tadi. Apa ini ? Apa yang salah ? batin JeonYoo.
                                                                                ******


JeonYoo duduk dengan gusar selama perjalanan pulang menuju rumah orangtuanya, berusaha membayangkan seperti apa suaminya kelak. JeonYoo menghela nafasnya kasar, ia sudah tak sanggup membayangkan suaminya seperti apa. Toh, ia tak bisa menolak saran kedua orangtuanya yang tak akan membatalkan perjodohan ini. Bahkan kabar buruk hinggap ditelinga JeonYoo lagi, menggelitik kesabarannya. Hari ini bukanlah hanya perjodohan, namun sekaligus pertunangan juga, begitulah kata orangtuanya.

Perlahan-lahan rumah megah bernuansa putih mulai terlihat jelas, rumah kedua orangtuanya. JeonYoo menjerit-jerit dalam hati, berharap suaminya mau menolaknya begitu melihatnya. Mobil pribadi keluarga JeonYoo berhenti, dengan segera ia keluar dari mobil lalu berjalan ragu menuju pintu rumah.

‘Fighting Ahn JeonYoo ! Fighting !’ JeonYoo mengepalkan tangannya kuat-kuat, lalu mendorong pintu besar rumah orangtuanya. JeonYoo memejamkan matanya sejenak, lalu membuka kelopak matanya dan menatap lurus yang langsung tepat menuju seseorang. Seseorang yang tak asing, JeonYoo yakin pernah melihatnya namun entah dimana.

“Senang bertemu dengan anda” suara berat pria itu memecah keheningan kedua keluarga yang menyadari kehadiran JeonYoo, dengan tatapannya yang ramah ia menatap JeonYoo dalam.

“O..oh, saya JeonYoo. Ahn JeonYoo” JeonYoo maju beberapa langkah, lalu menyalami tangan pria itu sambil menatap wajahnya lekat. Ah, JeonYoo yakin sekarang ! Melihat keterkejutan JeonYoo, pria itu menggenggam tangan JeonYoo erat. Pria itu memajukan tubuhnya, lalu membisikkan sesuatu tepat ditelinga JeonYoo.


“Perkenalkan, saya pengusaha yang menurut anda kejam terhadap istrinya, Kwon HaeKyung.”